[Ficlet] 착한 여자 아이

착한 여자 아이

DAY6’s Park Sungjin x OC’s Aurora Kim

School-life, AU

Rate: G | 913 words

babyneukdae_61 storyline

“Aurora, kamu adalah anak yang benar-benar baik, kau tahu itu, kan?”

Matahari sudah tepat berada di atas kepala, menandakan jam makan siang sudah tiba. Di balik jendela ruangannya, seorang pria paruh baya memandangi pemandangan lingkungan sekolah sejenak, sambil menyesap kopi yang telah ia seduh.

Sekolah ini adalah mimpi Park Sungjin, pria berusia empat puluh tahun, yang kini tengah memandangi sekolah impiannya dari balik jendela ruangannya. Ya, benar. Sekolah ini adalah mimpinya. Melalui sekolah ini, ia berharap ia dapat menemani lebih banyak lagi anak-anak bertumbuh dengan baik dan bahagia, dengan caranya.

Apapun cobaan yang ia temui, ia akan menghadapinya.

Seorang wanita paruh baya—kira-kira seusia dengan Sungjin—masuk ke dalam ruangan pria Park itu, setelah mengetuk pintu dan diizinkan masuk oleh sang empunya ruangan.

“Sayang, anak-anak sudah berkumpul di aula, ini sudah jam makan siang,” ujar wanita itu lembut kepada Sungjin, suaminya.

Sungjin menoleh ke arah istrinya itu, dan tersenyum.

“Baiklah, ayo kita ke aula,” jawabnya.

***

Di dalam aula itu, lima puluh orang siswa—jumlah keseluruhan siswa sekolah dasar itu—menikmati makan siangnya—menu makanan seimbang yang terdiri dari ‘sesuatu dari pegunungan’, yakni sayuran dan daging; dan ‘sesuatu dari laut’, ikan, rumput laut, dan olahan makanan laut lainnya—dengan gembira.

Setelah memastikan semua siswanya menikmati makan siangnya, Sungjin duduk dan memperhatikan bagaimana para siswanya bercengkrama satu sama lain sambil menikmati makanan yang ada di depan mereka.

Seketika ia teringat akan beberapa laporan dari guru-guru tentang seorang gadis kecil yang merupakan salah seorang siswa kelas dua, yang pernah menceritakan banyak hal tentang dirinya sendiri selama empat jam, di hari pertama gadis kecil itu pindah ke sekolah ini. Laporan yang diterimanya bernada sama, yaitu bahwa gadis itu kerap kali membawa dirinya ke dalam masalah yang akhirnya melibatkan orang lain. Masalah itu sering kali muncul ketika gadis kecil itu hendak memuaskan rasa ingin tahunya ketika menemukan hal yang tidak biasa.

Namun, masalah yang dilaporkan kepada Sungjin tak pernah sampai ke telinga para orang tua. Sungjin selalu menyelesaikan masalah itu secara langsung dengan si anak. Ia sadar, ketika sebuah masalah terjadi di sekolah, masalah itu masih di bawah tanggung jawabnya sebagai pendidik di dalam sebuah institusi pendidikan. Baginya, memanggil orang tua siswa ke sekolah atas masalah yang terjadi di sekolah bukanlah bentuk tanggung jawab dari seorang pendidik.

Sepasang obsidian milik Sungjin menangkap keberadaan Aurora—gadis kecil yang ada di pikirannya sejak tadi. Gadis kecil itu berkepang dua, mengenakan gaun biru muda selutut, dan tengah membawa gelas untuk mengisinya di keran air minum yang berada di sebelah utara meja makan aula, tempat Sungjin berdiri saat itu.

“Halo, Pak Kepala Sekolah!” sapa gadis itu dengan riang, sambil mendekati keran air minum.

Sungjin membalas sapaannya dengan senyum yang tulus, sambil membantu Aurora menyalakan keran air, karena keran air minum itu agak lebih tinggi daripada Aurora.

“Terima kasih, Pak!” ujar Aurora, sambil tersenyum, memperlihatkan barisan gigi susunya yang rapi.

“Sama-sama, Aurora. Kau adalah anak yang benar-benar baik, kau tahu itu, kan?” ujar Sungjin.

Aurora menatap pria paruh baya itu dan tersenyum. “Ya, Pak. Aku adalah anak yang baik,” jawabnya.

Setiap kali Sungjin dan Aurora berpapasan, Sungjin selalu mengatakan hal tersebut kepadanya. Namun, Aurora belum mampu memahami maksud Kepala Sekolahnya itu. Meskipun demikian, kata-kata itu selalu menggema dalam hati kecilnya, dan menyuntikkan kepercayaan diri kepadanya.

***

Jam istirahat makan siang kota Seoul penuh hiruk pikuk para pekerja yang hendak melepas penatnya setelah bekerja sejak pagi hari. Dengan caramel macchiato di sebelah laptopnya, Aurora menikmati jam istirahat makan siangnya di kafe di dekat kampusnya, sebelum mahasiswi magister Psikologi itu kembali melanjutkan kelasnya pada pukul tiga.

Gadis itu teringat bahwa ia dibawakan bekal oleh kekasihnya. Lantas, ia mengambil dan membuka kotak bekal berwarna merah muda dari dalam tasnya, untuk menikmati japchae—‘sesuatu dari pegunungan’—dan beberapa lembar nori—‘sesuatu dari laut’—konsep sederhana makanan seimbang yang diajarkan oleh Sungjin, mendiang kepala sekolahnya di sekolah dasar.

Gadis itu sejenak terdiam, mengingat kenangannya ketika pertama kali masuk sekolah dasar yang mengubah hidupnya itu. Mulai dari bagaimana pria itu mendengarkan ocehannya selama beberapa jam tanpa menguap atau menunjukkan sinyal kebosanan sedikitpun, lalu diikuti dengan hal-hal yang diajarkan beliau dalam segala dinamikanya di sekolah dasar itu. Kepingan-kepingan kenangan masa kecil itu berlomba-lomba muncul di benak Aurora, seperti potongan puzzle yang saling melengkapi satu sama lain, yang memunculkan satu momen yang selalu ada dalam setiap pertemuannya dengan malaikat berwujud seorang pria paruh baya dengan tatapan teduh dan senyum yang amat tulus—Park Sungjin, kepala sekolah dasar tempat ia berkembang menjadi manusia yang lebih baik, menjadi Aurora Kim yang sekarang.

Kenangan itu adalah kalimat ‘mantra’ yang selalu beliau katakan kepada Aurora, setiap kali Aurora dan kepala sekolahnya itu berpapasan.

Kalimat yang tak pernah ia dengar dari satupun guru di sekolah dasar pertamanya, karena gadis kecil itu lebih sering dihukum karena ‘kenakalan’ yang ia lakukan atas dasar keingintahuannya, sampai-sampai ia dikeluarkan dari sekolah dasar itu.

Kalimat yang merasuk ke dalam hatinya, dan menyuntikkan kepercayaan diri ke dalam aliran darahnya.

Kalimat yang membuat Aurora bersyukur bertemu dengan Park Sungjin, malaikat tanpa sayap yang membimbing dan menjaganya di sekolah dasar keduanya—sekolah dasar terbaik di hidupnya.

Saat ini, ia semakin menyadari, Sungjin, kepala sekolah kesayangannya, mengucapkan kalimat itu, untuk menunjukkan kepadanya bahwa pria itu melihat kemurnian hati Aurora, yang tidak mampu dilihat oleh orang-orang sekitar Aurora, terutama mereka yang memberi cap ‘anak nakal’ kepada Aurora.

Mengingat hal tersebut, gadis bermarga Kim itu tersenyum.

Melalui jendela kafe itu, Aurora menatap langit Seoul.

“Pak Kepala Sekolah, aku benar-benar anak yang baik, aku tahu itu, dan akan selalu jadi begitu. Terima kasih, Pak. Pak Kepala Sekolah adalah malaikat yang baik. Titip salam kepada malaikat-malaikat di sana, ya.”

FIN

Adapted from Totto Chan: The Little Girl at The Window—a novel by Tetsuko Kuroyanagi

 

Glossary:

Japchae: tumisan sohun dengan sayuran dan daging.

Akhirnya saia kembali, setelah beberapa kali bolak balik blog cuma buat ngerapiin doang :”))

Jadi, aku akhir-akhir ini baca novel Totto Chan, dan masih feel so soft to the Headmaster,
makanya ku re-make dan makek Sungjin buat main cast karena dia sangad keayahan huhu.
Aku saranin banget kalian untuk baca novel itu. Selain bagus buat calon pendidik,
novel ini bagus banget buat contoh parenting yang baik untuk klean calon istri oppa di masa depan (akwaowkak). Maafkan tulisanku yang masi kaku macam kanebo kering mergo wes suwi ora nulis fic :’))
Sekian lur ❤

4 thoughts on “[Ficlet] 착한 여자 아이

Add yours

  1. AKU

    NANGES

    BANGETTTTT

    KARNA

    AKU

    KEBAYANG

    KEBAIKAN

    HATI

    PARK SONGJEN

    YA ALLAH BENERAN DEH INITU ANTARA MANIS NYESEK NOSTALGIA TAPI ALURNYA SEDERHANA BANGET, APA KARENA PAKE PARK SONGJEN YA JADI AKU MAKIN NGE FEEL SOALNYA GAMPANG DIBAYANGIN? Betapa sabar, telaten, kompeten, dan persuasif dalam hal positif aaaaaaaah sayang banget sama park songjeeeeen 😭😭😭 sial aku jadi soft hour banget habis baca ini kslajalsjskajklakjsha GAMAU TAU AUTHORNYA KUDU TANGGUNG JAWAB!!! BISA-BISANYAAA!!!!

    Trus ini istri songjen pasti aku kan? Trus pas ada kata ‘mendiang’ itu aku kaget dong, aku baca ulang, ternyata si aurora ini udah gede 😭✊ MANIS BANGET POKOKNYA, TAPI JUGA ADA SEDIHNYAAAA KENAPA SONGJEN KUDU UDAH MENINGGAL DI SINIIIII TRUS BRIELLE GIMANAAAAA?

    Inti dari semua ini adalah : AKU TIDAK SALAH MENJADIKAN PARK SUNGJIN SEBAGAI SUAMI SAH MESKIPUN SERING KUSIA-SIAKAN

    thx.

    Liked by 1 person

    1. haii sayangg wkwkwk makasih lho suda mampir awkaowkawok

      HUHUHU TYDA SALAH AKU NGESTAN DAY6 SUMPAH. AKU MENEMUKAN SOSOK AYAH DALAM PARK SUNGJIN :””
      bayangin aja sungjin membimbing anak kandungnya dengan cara ituuu meleleh kau jadi istri coy huehuehue

      ((((Trus ini istri songjen pasti aku kan?))))
      balik ke masing2 pembaca aja yak akwaowmawoawk

      yamaap kujadiin si Sungjin meninggal :’) biar endingnya manis akutuuu :’)

      (((Inti dari semua ini adalah : AKU TIDAK SALAH MENJADIKAN PARK SUNGJIN SEBAGAI SUAMI SAH MESKIPUN SERING KUSIA-SIAKAN))))
      Sungjin be like: heh pulang kau istriku. brielle gabisa la ngelon di aku astaga

      Makasih sayang suda mampirrr hehehehe ❤

      Like

  2. Kakreeennnnn aku telat banget komennya huhuhuhuhuuu nga papa yang penting park sungjin tetap dihati (((EA)))

    pertama tama bangetttt aku kebayang sosok ayah bijaksana ala biksu biksu tiap kakren deskripsiin sungjin disini. entah kenapa yg ada di benakku tuh style nya dia yang botak itu loh jaman days gone by??? iya itu! Aku suka pembangunan karakter park sungjin disiniiiiii emang there’s nothing can replace him yha kalo udah nulis fic tema ayah, guru, dll wkwkwkwk

    TULISANNYA KAKREN SEMAKIN MANIS!! ayo kakren nulis lagiii ikutan 30dayswritingchallenge ku HEHEHEHEHEHEH selain produktif nulis juga wawasan bisa bertambah karena adanya riset sana sini, jadi tunggu apa lagi??? ((IKLAN)))

    segitu zhaaa dari thehunlulu yang manis ini, keep writing kak!!♡♡♡

    Liked by 1 person

    1. haloo donseukifatchai ku welcomeback ke diamond dreamworks yang lebih mirip sama lumut karena warnanya sekarang ijo ditambah lagi beta su jarang menulis akwoawkaowakwk

      first of all KENAWHY KUDU SUNGJIN BOTAK WKWKW SUMPAH DARI SEMUA SOSOK SUNGJEAN KENAPA YG BOTAK :v aku malah bayangin sungjean ketika dia nyanyi ORAENMANIYAAA akwaowakwok but balik lagi sungjin itu ayah bagi day6 dan myday wkwkwk

      BENER, NOBODY CAN REPLACE PARK SUNGJEAN AS A FATHER FIGURE IN PERFANFICTIONAN DUNIAWI

      yang manis itu sebenernya novel aslinya, BTW AYOK BACA TOTTO CHAN, AKU GAMAU FEEL SO SOFT SENDIRIAN! (((IKLAN JUGA WKWKWK))))

      Aku rasa aku juga tertarik menantang diri 1 bulan sepertimu. OK I’M IN, PLEASE WAIT FOR ME STARTING THE DAY 1!

      oke mati capslock nya

      intinya, makasih sudah mampir ya sayangkuuu ❤

      Like

Leave a comment

Blog at WordPress.com.

Up ↑